Yapz, setelah bersusah payah dan tertatih-tatih menjalani semester perkuliahan yang berat akhirnya momen liburan tiba juga. Saatnya untuk melepaskan penat sebagai sarana relaksasi otak setelah diperas habis habisan. Aku mempertimbangkan beberapa wisata alam untuk tujuan liburanku kali ini. Sebuah villa di kaki gunung semeru kujadikan tempat pelampiasan untuk merilekskan tubuh agar fresh kembali.
Perjalanan cukup jauh memang dari kota Surabaya, untungnya ada beberapa temanku dari kota Malang sehingga dapat digunakan untuk tempat persinggahan sebentar sekadar untuk istirahat. Gunung Semeru terletak di daerah Lumajang, 2 jam perjalanan dari kota Malang. Untuk mencapai daerah tersebut dengan angkutan umum satu-satunya cara adalah dengan angkutan Bus antarkota. Bus yang mengangkut penumpang ke daerah tersebut dapat ditemukan di terminal Gadang, sebuah terminal baru namun sepi. Jika aku mengamati terminal tersebut lokasinya memang tidak terlalu strategis. Sangat jauh dari keramaian penduduk, para sopir angkutan umum juga jarang berhenti di terminal tersebut, mereka memilih untuk berhenti di perempatan yang lebih strategis untuk menunggu penumpang. Satu lagi sebuah proyek sia-sia dan tidak tepat sasaran dari pemerintah, padahal bangunan terminal Gadang sangatlah bagus dari segi arsitektur maupun infrastrukturnya. Namun karena lokasinya tidak terlalu bagus sehingga tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
Lumajang dengan Malang dipisahkan oleh perbukitan. Jalan yang ditempuh berkelok-kelok sehingga hanya dapat ditempuh dengan bus kecil. Nampaknya angkutan bus merupakan nyawa utama untuk menjangkau wilayah tersebut. Mulai dari anak sekolah, pedagang pasar ataupun wisatawan seperti kita memanfaatkan sarana transportasi umum itu, dapat dilihat dari berjubelnya penumpang. Villa yang kami tuju memang tidak sampai wilayah kita Lumajang namun hanya sampai pinggiran Malang. Ternyata wilayah Malang sangatlah luas, 2 jam perjalanan belum mampu memisahkan kami dari kota malang. Menandai apakah masih di Malang atau sampai di kota lain sangatlah mudah, saat itu di pinggir jalan berjejer-jejer baliho pemilihan walikota Malang. Berarti jika masih ada baliho tersebut maka masih berada di Malang.
Akhirnya setelah 2 jam perjalanan kami sampai di vila, sangat melelahkan, walaupun cuman 2 jam namun kelelahan timbul karena jalan yang kami lalui berkelok-kelok dengan jurang sisi kanan kiri serta penumpang yang berjubel semakin menambah kelelahan kami. Namun kami dapat tersenyum lebar saat melihat vila yang akan kami huni, very cooool. Lokasinya di lereng gunung terpisah dari penduduk. Pemiliknya adalah seorang seniman sehingga wajar saja jika kondisinya tertata sangat bagus, hampir semua bangunan terbuat dari kayu dan banyak dihiasi barang seni didalamnya. Ditambah suasana yang sepi jauh dari suasana bising dikota, tempat yang sangat tepat untuk menghabiskan waktu tua. Pemiliknya berusia 80 tahun namun tidak nampak dari kondisi fisiknya, pertama meilihat kupikir usia sekitar 50 tahunan.
Sayang aku tidak membawa kamera canonku, seperti artikelku sebelumnya dengan memanfaatkan komposisi objek kamera biasa dapat menghasilkan foto yang bagus. Berikut hasil dengan menggunakan kamera pocket.
Beberapa perabotan memiliki desain yang artistik.
Waktunya minum teh. Benar benar nikmat teh kala itu apalagi ditambah suasana desa yang sejuk dan asri.
dinner time
hari ke-2
0 komentar:
Posting Komentar